Sineas muda berbakat asal Surabaya yang memulai karir nya dalam dunia hiburan hanya beralaskan tekad dan cita-cita.
Meninggalkan pekerjaannya sebagai salah satu share holder perusahaan GPS di Kota Pahlawan demi mengejar impiannya ke Jakarta.
Tahun 2012 adalah tahun yang sangat keras bagi seorang Hartono Peter, datang ke Ibukota tanpa ada seorangpun yang dikenalnya. Sifat "bonek" yang ada dalam darahnya tidak bisa dipisahkan dari pria asal Surabaya ini, tiba di Jakarta saat tengah malam di depan patung pancoran yang menjadi saksi bisu perjuangannya.
Masuk keluar studio TV kala itu menjadi makanan sehari hari, demi mendapat kawan di dalam dunia hiburan Ibukota. Dari mulai menjadi penonton bayaran, figuran, stuntman, sampai akhirnya dunia mulai tersenyum karena kegigihannya.
Peran kecil didapatnya dalam beberapa Sinetron, FTV, dan beberapa film layar lebar. Hanya saja salah satu impian terbesarnya adalah memproduksi Film, akhirnya Hartono Peter memulai lagi mimpinya, dipercaya sebagai produser dan asisten sutradara, hingga akhirnya film perdananya berhasil dibuatnya.
Manis dan pahitnya hidup dalam dunia perfilman Indonesia sudah dinikmati dalam masa hidup seorang Hartono Peter. Menyadari betapa sulit seorang Sineas muda penuh ide untuk berkarya, ini membuat seorang Hartono Peter membuat sebuah terobosan. Bersama keluarga, sahabat dan dengan dukungan rekan-rekan contributor, akhirnya Hartono Peter membuat suatu langkah berani membuat Pamor Studio Production House.
Disinilah yang akan menjadi wadah para sineas muda berkarya, demi majunya dunia perfilman Indonesia menjadi suatu industri yang besar dengan kesempatan yang sama bagi para pecintanya.
